Selasa, 10 Mei 2016

Cerpen Remaja " Seli Yang Pergi "

Seli yang pergi
Tak ada seorang pun yang bisa melawan kesepian, terkadang seorang bisa merasa kesepian walaupun dia berada dikeramaian, jika yang terindah dilangit adalah bintang yang bergemerlapan, maka yang terindah dalam hidup adalah kehangatan kasih sayang. Namaku Denis aku tinggal disebuah kota yang penuh dengan kesibukan, aku juga bersekolah disebuah SMU yang membosankan, tak ada teman dan dipenuhi tugas – tugas yang menyesakan. Seperti biasa aku memulai hari disaat aku membuka mata diringi dengan kicauan burung dan sinar mentari, menjalankan rutinintas yang selalu berulang setiap harinya. Kewajibannku dipagi hari adalah pergi kesekolah, jika tidak maka tak ada uang yang kudapat dari orang tuaku. Dikelas tempat dudukku berada dipaling belakang yang penuh ketenangan bahkan aku bisa tidur tanpa terlihat oleh guru. Pagi itu mata pelajaran Bahasa Indonesia dengan pak Anton sebagai gurunya, saat pelajaran dimulai dia langsung menanyakan tugas yang diberikannya dipertemuan sebelumnya dan sialnya aku lupa untuk membuat tugas tersebut. Ketika semua tugas milik siswa lain sudah dikumpulkan pak Anton pun memanggil namaku, kurasa karena hanya aku saja yang tidak megumpulkan tugas tersebut. “Denis, kenapa kamu tidak mengumpulkan tugas artikel ini” dengan cepat aku pun mulai berpikir dan menjawab pertanyaan pak Anton “maaf pak, saya sedang tertekan, akhir-akhir ini suasana dirumah terasa kurang nyaman” pak Anton pun berkata “bapak rasa kamu harus mencari alasan yang lebih masuk akal untuk tidak mengerjakan tugas ini, bapak ingin selesai pelajaran ini kamu menemui pembimbing belajar kamu supaya kamu tidak malas lagi” itulah saat yang tidak menyenangkan saat aku harus menemui pembimbing belajarku.

Seperti biasa selesai sekolah sebelum pulang aku selalu pegi ketaman dekat rumahku dan duduk disebuah kursi untuk menghabiskan soreku. Saat itu aku memandangi sekitar mataku tertuju pada perempuan yang sedang melukis, lama kupandangi dan dia pun melihat kearahku aku pun tersenyum dan dia pun juga tersenyum. Karena hari pun sudah mulai gelap aku pun pulang kerumah sesampainya kerumah ibuku pun berkata “nak pihak sekolah tadi menelpon ibu, apa kamu dapat masalah lagi ?” “tidak bu, hanya masalah kecil saja” itulah jawabanku dan aku pun langsung pergi kekamar, sebelum tidur saat aku diam dikamar aku teringat akan perempuan yang kulihat ditaman tadi. Pagi hari aku kembali menjalani rutinitasku dan sepulang sekolah aku pergi ketaman dan kali ini ada yang berbeda aku berharap bisa melihat perempuan itu lagi. Lama kupandangi sekitar namun aku tak melihatnya aku pun mulai bosan saat aku ingin pulang ada seorang yang duduk dikursi sebelahku dan ternyata perempuan itu dia pun berkata “hai, setiap ketaman aku sering melihatnmu duduk dikursi ini” aku dengan sedikit malu menjawab “oh iya, aku selalu menghabiskan soreku ditaman ini” dia mengangguk dan memperkenalkan dirinya “namaku Seli, siapa namamu?” aku pun menjawab “namaku Denis”, lama kami berbicara ternyata kami satu sekolah dan yang lebih keren lagi rumah kami satu jalan. Karena hari sudah semakin sore kamipun pulang bersama.
Dipagi hari berikutnya saat aku berjalan menuju sekolah aku bertemu dengannya dan kami pun berjalan bersama kesekolah. Dikelas saat mata pelajran sejarah dimulai aku pun mendapat masalah lagi aku lupa mengerjakan tugas sejarah dan yang lebih lagi aku lupa membawa buku sejarah guru pun menyuruhku keluar dari kelas. Aku pergi ketaman belakang sekolah dan duduk sembari menunggu mata pelajaran sejarah selesai, saat ditaman aku melihat Seli dan teman – temannya sedang belajar bersama ditaman dia pun melihatku dan menghampiriku. “kenapa kamu tidak masuk kelas Denis, bukankah dikelas kamu ada guru?” “iya Sel. Aku disuruh keluar dari kelas karena lupa mengerjakan tugas lagi” itulah jawabku dengan sedikit malu. Setelah hampir satu jam lebih kami mengobrol dan dia banyak menasehatiku aku pun masuk kekelas kembali, saat dikelas masih teringat olehku kata – katanya tadi “Matahari itu selalu bersinar terkadang sinarnya hanya terhalang oleh awan saja, jadi Denis kenapa kamu tidak menghilangkan rasa malasmu saja supaya kamu bisa selalu bersinar”. Seli memang baik hampir dua tahun aku diSMU ini dan baru dia lah yang menjadi temanku karena dia tau betapa pemalasnya aku untuk mengerjakan tugas dia selalu mengingatkan aku utnuk mengerjakan tugas sekolah. Bahkan jika aku tidak bisa dia selalu mengajariku. Sampai di akhir semester presstasiku menigkat dari semester sebelumnya itu menjadi kebanggaan tersendiri buatku.
Saat aku senang dengan hasil belajarku karena motivasi Seli ada hal yang membuatku sedih. Disaat aku mulai suka dan tertarik dengannya Seli memberitahuku kalau dia akan pindah sekolah dia akan pindah keluar kota bersama keluarganya karena urusan pekerjaan orang tuanya. Berkat Seli aku mulai mengerti arti pentingya memiliki seorang teman, orang yang selalu peduli orang yang selalu ada disaat susah dan senang bukan hanya karena hanya ingin bersenang senang. Dan hari itu pun tiba Seli menelponku dan mengajaku pergi ketaman satu hal hal yang kutakutkan dia ucapkan, dia berkata kalau besok pagi dia akan pegi keluar kota pergi kesekolah barunya. Aku pun hanya bisa bisa berkata jangan lupakan aku teman, dia pun mengangguk dan tersenyum seperti saat kami pertama kali berbicara. Ketika Seli pergi Aku pun mulai menjalani hari sendiri lagi tanpa teman yang menemani, namun satu hal yang kuyakin pasti aku bisa bertemu Seli lagi. Dia pernah berkata kepadaku dan masih hangat diingatanku “Jika kita tidak bertanya kita tidak akan tahu jawabannya”. dalam benaku berkata aku ingin segera bertemu denganmu dan menanyakan sesuatu karena aku ingin tahu jawabanmu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar